Selasa, 16 Desember 2014

Masalah Sosial Kasus Geng Motor

Di Indonesia saat ini  banyak sekali bermunculan masalah-masalah sosial yang mengganggu ketertiban umum, bahkan sampai berujung pada kriminal. Namun, dari sekian banyak massalah-masalah sosial yang muncul di berbagai daerah di Indonesia, tidak semua menjadi sebuah masalah ketika dibawa ke daerah lainnya.

Geng motor merupakan kelompok anak muda (remaja) karena ada kesamaan latar belakang, sekolah, daerah dan lain-lain yang tergabung dalam suatu komunitas pengguna kendaraan bermotor roda dua. Komunitas bermotor saat ini bukan hanya menjadi trend masyarakat perkotaan, melainkan sudah menjamur sampai pelosok pedesaan. Hal tersebut selain semakin mudahnya cara masyarakat memiliki kendaraan berotor roda dua, juga karena kebutuhan akan transportasi.

Banyak hal yang kemudian menyebabkan permasalahan sosial muncul dari geng motor yang berkeliaran di beberapa daerah tertentu yang kemudian menjadi sebuah penyakit sosial. Fenomena geng motor menyebabkan beberapa masalah soaial baik dalam norma dan nilai masyarakat maupun dalam konteks Negara dalam mengayomi masyarakat yang kemudian melatarbelakangi saya untuk menelusuri fenomena ini sebagai salah satu dimensi sosial dalam masyarakat.

Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka melakukan  kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor dengan Club Motor. Club Motor biasanya lebih menonjol ke merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.

Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah usaha dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor itu dari kalangan anak-anak Sekolah Mengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai membunuh.

Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan watak keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend and mode yang sedang berlangsung saat itu. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh. Begitu pun melawan orang tua. Mereka sadar karena masih sekolah sumber keuangan ada di orang tua. Oleh karenanya, jika orang tua tak memberi uang, mereka terpaksa membenci dan mengancam orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa perampasan dan perampokan, merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan.

Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari uang. Mereka ingin diakui keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya hanya karena senang kebut-kebutan. Soal sebab tawuran antar geng motor, banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Mulai dari masalah rebutan wanita, daerah kekuasaan, hingga wilayah pemasaran obat-obatan. Tidak sedikit anggota geng motor yang terlibat dalam perdagangan narkoba.

Di tiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau motor hilang dirampas geng musuh atau polisi, mereka tidak akan rugi. Karena rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil menjambret atau meminjam motor. Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau masih duduk di bangku SMU. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri. Karena itulah mereka sering melakukan kejahatan agar bisa membeli obat-obatan tersebut.


Mengapa ada sebagian kalangan remaja yang mudah terbujuk untuk mengikuti geng motor? Geng merupakan sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan keributan. Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengekspresikan dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, dan akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang mungkin akan mencelakakan dirinya dan oranglain.

Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran, kepedulian, dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.


Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua. Perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.

Referensi :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27551/4/Chapter%20I.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, berkomentarlah dengan sebaik-baiknya.