Apa itu Rhodamin-B ?
Rhodamin B adalah salah satu zat
pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin
B sering digunakan sebagai pewarna makanan karena harganya lebih murah dibanding
pewarna makanan yang lain, warna yang dihasilkan lebih menarik daripada pewarna alami. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih sering
ditemui. Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena
rhodamin B termasuk bahan karsinogen
(penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas rhodamin B yang dilakukan terhadap tikus
telah membuktikan adanya efek karsinogenik. Percobaan pada binatang menunjukan
bahwa zat ini diserap lebih banyak pada saluran pencernaan. Kerusakan pada hati
tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam konsentrasi
yang tinggi.
Penggunaan Rhodamin-B
Rhodamin B digunakan sebagai
reagen untuk antimony, bismuth, tantalum, thallium, dan tungsten. Rhodamin B
merupakan zat pewarna tekstil, sering digunakan untuk pewarna kapas wol,
kertas, sutera, jerami, kulit, bambu, dan dari bahan warna dasar yang mempunyai
warna terang sehingga banyak digunakan untuk bahan kertas karbon, bolpoin,
minyak/oli, cat dan tinta gambar.
Makanan yang
mengandung Rhodamin-B
Rhodamin B merupakan pewarna
sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna
hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan akan berwarna merah
terang berpendar/berfluorosensi. Berikut
adalah ciri-ciri makanan atau minuman yang mengandung Rhodamin-B :
1. Warna kelihatan cerah (merah menyala),
sehingga tampak menarik. Bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna
merah berpendar.
2. Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat
digoreng atau direbus).
3. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop
atau limun).
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya.
5. Banyak memberikan titik-titik warna karena
tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter).
6. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah
mengonsumsinya.
7. Harganya Murah
Biasanya produk pangan yang
banyak dijumpai mengandung rhodamin B tidak mencantumkan kode, label, merek,
atau identitas lengkap lainnya. Rhodamin B sering disalahgunakan pada pembuatan
kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar, aromanis/kembang gula, manisan,
sosis, sirup, minuman, cendol, kolang-kaling dan cincau. dan lain-lain.
Banyaknya produsen pangan yang
masih menggunakan rhodamin B pada produknya mungkin dapat disebabkan oleh
pengetahuan yang kurang mengenai bahaya
penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah.
Nama lain Rhodamin-B
Berikut
ini adalah nama-nama lain dari Rhodamin-B
· Acid Bruliant Pink B
· ADC Rhodamine B
· Aizen Rhodamine BH
· Aizen Rhodamine BHC
· Akiriku Rhodamine B
· Briliant Pink B
· Calcozine Rhodamine BL
· Calcozine Rhodamine BX
· Calcozine Rhodamine BXP
· Cerise Toner
·
[9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene] dietil
ammonium klorida
· Cerise Toner X127
· Certiqual Rhodamine
· Cogilor Red 321.10
· Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
· Edicol Supra Rose B
· Elcozine rhodamine B
· Geranium Lake N
· Hexacol Rhodamine B Extra
· Rheonine B
· Symulex Magenta
· Takaoka Rhodmine B
· Tetraetilrhodamine
Bahaya mengonsumsi Rhodamin-b
Menurut WHO, Rhodamin B
berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam
beratnya. Penggunaan Rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun
kanker. Namun, bila mengonsumsi Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu
singkat akan terjadi gejala akut keracunan Rhodamin B. Rhodamin B mengandung
senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya
dan reaktif. Selain itu, rhodamin B memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3)
yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA
dalam tubuh. Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar
klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan.
Bahaya jangka pendek diantaranya
adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka
panjangnya adalah kanker. Tanda-tanda dan gejala akut bila mengonsumsi Rhodamin
B :
1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada
saluran pernafasan.
2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi
pada kulit.
3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi
pada mata, seperti mata kemerahan, dan timbunan mata atau udem pada kelopak
mata.
4. Jika tertelan, maka senyawa ini akan mencapai
kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal
inilah yang bersifat racun bagi tubuh.
5.
Bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada
saluran pencernaan dan mengakibatkan urine yang berwarna merah maupun merah
muda.
6.
Jika terkena bibir dapat menyebabkan bibir akan pecah-pecah, kering, gatal,
bahkan kulit bibir terkelupas.
Perlu dikatakan bahwa bahaya
akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat warna ini dikonsumsi dalam
jangka panjang. Tetapi, perlu diketahui
pula bahwa rhodamin B juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan
sebanyak 500 mg/kg BB.
Referensi
Hamdani,
S. 2012. Rhodamin B. http://catatankimia.com/, diakses pada 30 Desember 2012.
NN.
2009. Bahaya Zat Pewarna pada Makanan. http://informasisehat.wordpress.com/,
diakses pada 30 Desember 2012.
http://www.academia.edu/6849864/Zat_Pewarna_Berbahaya_Rhodamin_B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, berkomentarlah dengan sebaik-baiknya.